“Selama tiga bulan Paulus terus berbicara dengan berani kepada orang-orang di rumah ibadat dan berdebat dengan mereka untuk meyakinkan mereka tentang bagaimana Allah memerintah sebagai Raja”.
Kisah Para Pasul 19:8
Seorang pemuka agama bercerita dimana dengan tidak sengaja melihat seekor semut yang sedang berusaha naik ke dinding dengan membawa sepotong makanan, tetapi semut itu tak mampu menaikinya hingga ia terjatuh, mungkin karena makanan yang dibawanya memang nyaris lebih besar dari tubuh si semut.
Sepertinya si semut pantang menyerah, ia mengambil kembali makanan itu dan berusaha naik ke dinding untuk kedua kalinya, tapi ia kembali gagal, makanan itu tetap saja jatuh. Demikian terus terulang hingga semut itu berkali kali gagal.
Si Semut tadi enggan menyerah, ia gigih dan tetap berusaha untuk menaikkan makanan yang dibawanya melewati dinding. Karena kegigihannya itu, akhirnya ia pun berhasil membawa makanan tersebut naik ke dinding. Memang semut dikenal dengan binatang pekerja keras dan gigih dalam berusaha.
Gigih artinya kualitas yang ditunjukkan oleh seseorang yang tidak akan berhenti yang terus berusaha sampai mereka mencapai tujuan mereka.”
Di dalam Alkitab kita mengenal Paulus seorang Rasul yang sangat gigih, tekun dan pekerja keras.
Sebelum bertemu Yesus, dia sangat bersemangat, sangat gigih untuk agamanya dan hukum sehingga dia menyeret ratusan orang Kristen dari rumah mereka dan membunuh mereka. Dia bersemangat untuk Yudaisme yang diyakininya sebagai “kebenaran,”. Dengan tidak pernah terpikir olehnya bahwa Yesus yang dia “aniaya” sebenarnya adalah Mesias, Sang Kebenaran sesungguhnya.
Namun ada sesuatu yang berbeda dengan Paulus setelah pertobatannya. Perjumpaan pribadi dengan Yesus dalam perjalannya ke Damsyik membuat hatinya yang sombong ditundukkan, dan dia menerima panggilan baru untuk menjadi hamba Kristus, sifat pantang menyerah , pekerja keras dan kegigihannya digunakan lebih besar lagi untuk memberitakan Injil dan mencari jiwa-jiwa bagi Tuhan, seperti yang di tulis dalam Kisah Para Pasul 19:8 “Selama tiga bulan Paulus terus berbicara dengan berani kepada orang-orang di rumah ibadat dan berdebat dengan mereka untuk meyakinkan mereka tentang bagaimana Allah memerintah sebagai Raja”. (BIS)
Mari kita belajar dari Paulus, sebagai seorang hamba Kristus tidaklah mudah penuh tantangan dan rintangan, diperlukan ketangguhan spiritual dan emosional untuk tetap berdiri kokoh dalam menghadapi kesulitan. Namun Paulus terus bekerja keras, gigih, tekun serta pantang menyerah dalam memberitakan injil dan mencari jiwa-jiwa bagi Tuhan walaupun tekanan dan rintangan harus dihadapinya.Sikap seperti itu hanya dimungkinkan oleh kasihnya yang besar kepada Yesus, Juru Selamatnya, serta karya Roh Kudus yang tidak terbatas di dalam hatinya.
POKOK DOA SYAFAAT:
Kiranya Tuhan menjadikan kita gigih, tabah, dan berani menghadapi berbagai tantangan dan rintangan kehidupan ini.
– Ps. Lucky Juventy –