Ada sebuah kisah yang sangat aneh namun juga menarik atas Kaisar Alexander Agung dari Romawi, beberapa saat sebelum meninggal. Dia memanggil beberapa jenderalnya yang setia menemani dia dalam peperangan – peperangan yang dia lakukan.
Dia berkata,” Pada saat saya meninggal, saya mau kalian melakukan 3 hal ini yaitu bahwa hanya dokter terbaikku yang akan mengantarkan aku ke pemakaman, hamburkan hartaku disepanjang jalan menuju ke pemakaman dan peti mati dimana jenazahku ditaruh, harus ada 2 lobang supaya kedua tanganku yang terbuka bisa keluar dari lobang tersebut.” Tentu saja permintaan sang kaisar ini membuat para jenderalnya heran dan bertanya;” Apa maksud tuan dengan semua ini?”
Sang kaisar kemudian menjawab,” Saya ingin dunia tahu bahwa hidup ini akan sia-sia, bahkan jika saya memiliki dokter dan pengetahuan terbaik sekalipun karena pada akhirnya itupun tidak akan dapat menghentikan ajal jika saatnya tiba, harta yang melimpah yang aku kumpulkan dengan susah payah dan penuh perjuanganpun pada akhirnya tidak ada yang akan bisa kubawa. Karena seperti waktu aku lahir dengan tangan kosong, demikian juga pada saat aku meninggal, tidak satupun yang aku dapatkan selama aku hidup akan dapat aku bawa waktu aku meninggal.”
Pada akhirnya, pengetahuan yang tinggi, kekayaan serta ketenaranpun bukan sebuah ukuran bahwa kehidupan seseorang itu berarti. Jika demikian, apa yang Tuhan katakan yang membuat kehidupan seseorang menjadi berarti?
- HIDUP YANG MENGENAL DAN BERJALAN BERSAMA TUHAN
Kehidupan yang berarti menurut firman Tuhan tercacat dalam Ibrani 11, yang memberikan catatan singkat dengan kehidupan para saksi iman (heroes of faith), “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan, dan bukti dari segalaa sesuatu yang tidak kita lihat. Sebab oleh imanlah diberikan kesaksian kepada nenek moyang kita. Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat.”
Mengapa mereka disebut sebagai Heroes of faith (pahlawan – pahlawan iman)? Karena mereka lebih lebih untuk mengenal Tuhan dan berjalan Bersama dengan Tuhan. Ya! Dua hal ini tidak dapat dipisahkan! Tidak mungkin kita dapat mengklaim bahwa kita mengenal Tuhan namun kita tidak berjalan dengan Dia dalam ketaatan kita pada perintahNya.
Mengapa kita seringkali tidak mau berjalan dalam ketaatan kepada-Nya? Karena sebenarnya kita belum atau tidak mengenal Dia dengan benar. Jika kita mengenal-Nya sebagai Allah yang sangat baik, sangat mengasihi dan memiliki rencana yang luar biasa dalam hidup kita, tidakkah kita mau mengenal-Nya, mengasihiNya dan mentaati apapun yang Dia katakan? Abraham, Musa, janda Sarfat, Daud dan masih banyak lagi adalah orang-orang yang hidupnya berarti dimata Tuhan dan bahkan dunia sehingga walaupun mereka sudah mati, namun hidupnya masih berbicara hingga kini, memberkati begitu banyak orang. Bagaimana dengan hidupmu?
2. HIDUP YANG MELAYANI TUHAN DAN SESAMA
Dalam Matius 23: 11 Yesus berkata,” Barangsiapa terbesar diantara kamu, hendaklah dia menjadi pelayanmu.” Bukti keberartian hidup kita bukan saat kita berada diposisi yang lebih tinggi dari orang lain dan kita dilayani. Sebaliknya kebesaran dan keberartian kita adalah saat kita mau merendahkan hati dan diri untuk melayani sesama, bahkan yang paling hina sekalipun!
Yesus sudah memberikan contoh dan teladan ini bagi kita. Yesus datang bukan untuk dilayani namun untuk melayani dan memberikan nyawanya menjadi tebusan bagi banyak orang! Dia berkorban dan melayani! Pelayanan-Nya telah membuat Dia berkorban segalanya. Itulah sebabnya dampak dan pengaruh-Nyapun sangat besar bahkan tidak terbatas hingga saat ini!
Jadi, keberartian hidup kita justru saat kita mengutamakan dan melayani orang lain seperti yang Kristus Yesus telah lakukan bagi kita dan dunia. Maukah engkau melayani Dia dan sesama dengan apa yang padamu?
3. HIDUP YANG MENGGENAPI TUJUAN TUHAN
Rasul Paulus mengingatkan jemaat yang ada di Efesus tentang identitas dan tujuan Allah menciptakan mereka,” Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.” (Efesus 2:10) Paulus tidak ingin jemaat di Efesus tidak mengetahui kedua hal ini sebab jika tidak maka hidup mereka akan sia-sia!
Bahwa setiap kita adalah ciptaan dan hasil karya yang ajaib dari Allah yang sempurna! Engkau bukanlah sebuah kesalahan dan ada sebuah tujuan yang setiap kita harus ketahui dan pada akhirnya menggenapinya dalam hidup kita: memuliakan nama Tuhan!
Pertanyaanya,”Bagaimana kita memulikan nama Tuhan?”
- Ketika apapun yang kita lakukan adalah ekspresi dari penghormatan kita kepada Dia
- Ketika apapun yang kita lakukan itu berbobot, berkualitas atau excellence dengan sikap yang tetap rendah hati. Jadi Ketika kita melakukan sesuatu setengah hati yang hasilnya tidak baik, kita tidak sedang menggenapi tujuan Allah atas hidup kita
- Ketika kita memiliki sikap bahwa kemampuan kita harus selalu diasah, dikembangkan dan upgrade untuk menyenangkan hati Tuhan. Jadi Ketika kita tidak mau maju dan terus melakukan perbaikan demi perbaikan dalam apapun yang kita kerjakan sehingga kita statis dan stagnan, kitapun tidak sedang mempermuliakan nama Tuhan!
Dari ketiga hal ini, apakah hidup kita sudah berarti dimata-Nya?