”Siapa meremehkan Firman, ia akan menanggung akibatnya, tetapi siapa taat kepada perintah, akan menerima balasan.”
Amsal 13:13
Kisah nabi ini sedemikian terkenal, khususnya di kalangan anak-anak Sekolah Minggu. Nabi yang dimakan ikan super besar dan berada di dalam perut ikan selama tiga hari tiga malam, siapa lagi kalau bukan nabi Yunus. Kisah ini tertulis dengan begitu jelas di Kitab Yunus pasal 1 sampai pasal 4.
Ketidak-taatan nabi Yunus
Ketika Tuhan memerintahkannya untuk pergi ke Niniwe, dia justru pergi ke Tarsis, jauh dari hadapan/kehendak Tuhan (Yunus 1:1-3). Rupanya Yunus tidak mau pergi ke Niniwe karena orang-orang di sana sangat kejam dan jahat (sesuai perkataan Tuhan di Yunus 4:11 bahwa “mereka tidak bisa membedakan tangan kanan dari tangan kirinya”). Dan menurut Yunus, orang-orang sejahat itu harus dihukum Tuhan, bukan dikasihani. Namun karena Yunus tidak taat kepada perintah Tuhan, maka dia harus menuai akibatnya, dilemparkan ke dalam laut, dan berada di perut ikan selama tiga hari tiga malam.
Ketaatan Yunus
Setelah Yunus menaikkan doa dan ucapan syukur ketika dia berada di perut ikan, akhirnya Tuhan menyuruh ikan tersebut untuk memuntahkan Yunus ke daratan (Yunus 2:1-10). Namun misinya belum tuntas, dia harus berangkat lagi ke Niniwe untuk menyampaikan Firman Tuhan di sana. Yunus pun akhirnya taat, namun tidak dengan kesungguhan. Hal yang sangat luar biasa terjadi, penduduk kota itu bertobat begitu mendengarkan Firman Tuhan yang disampaikan melalui nabi Yunus, sehingga Raja memaklumkan puasa untuk semua orang dewasa, anak-anak, bahkan ternak (Yunus 3:1-10). Mereka mendengar dengan telinga, juga dengan hati dan pikiran mereka, serta memohon pengampunan Tuhan agar mereka tidak dihukum dan ditunggang-balikkan. Inilah arti KETAATAN SEJATI, mendengar dan melakukan.
Upah Ketaatan Sejati
Tuhan melihat kerendahan hati penduduk Niniwe dan mendengar seruan pertobatan mereka, sehingga pada akhirnya mereka pun tidak jadi dihukum oleh Tuhan (Yunus 3:11). Ketaatan tidak mudah, perlu kerendahan hati, perlu pengorbanan, perlu bayar harga. Namun, upah yang menyertainya jauh lebih besar.
Meskipun ketaatan itu tidak mudah, jika kita tidak taat, kita akan lebih susah.
Upah yang kita terima untuk suatu ketaatan jauh lebih besar dari harga yang kita bayarkan.
POKOK DOA SYAFAAT :
Tuhan memampukan kita agar menjadi hamba-hambaNya yang taat untuk melakukan segala perintahNya dan kehendakNya, karena itulah yang terbaik bagi kita dan umatNya.
– Ps. Siti Debora –