“namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.”

Galatia 2: 20

 

Ada satu pujian untuk mengekspresikan apa yang menjadi tulisan dan pernyataan iman serta dedikasi Paulus untuk Kristus Yesus:

Hidupku bukannya aku lagi, tapi Kristus dalamku

Hidupku bukannya aku lagi, tapi Kristus dalamku

Kristus hidup, Kristus hidup dalamku

Hidupku bukannya aku lagi, tapi Kristus dalamku

 

Seorang Pembangun Altar atau Mezbah memiliki ciri yaitu hidupnya sepenuhnya bagi Kristus Yesus yang telah menyelamatkan dan memberi kehidupan yang kekal. Paulus menyadari benar bahwa kalau bukan karena Kristus, dia sudah mendapatkan murka Allah karena dosa dan kesalahannya seperti yang di tulis dalam Efesus 2: 1-5 yang berbunyi:

“Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu. Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka. Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain. Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita–oleh kasih karunia kamu diselamatkan.”

 

Sejak perjumpaan illahinya dengan Yesus di jalan menuju Damsyik, Saulus – yang berubah menjadi

Paulus – bukan sekedar mengalami perubahan nama, namun perubahan dalam banyak hal: perubahan pola pikir, perubahan theology, perubahan arah dan tujuan hidup! Hidupnya hanya untuk menyenangkan hati Kristus Yesus! Hidupnya hanya untuk pemberitaan Injil Kristus Yesus! Kristus! Kristus! Kristus dan Kristus itu menjadi nafas hidupnya! Seorang Pembangun Altar mengerti bahwa panggilan dan tujuan sorgawi menjadi tujuan dan panggilan yang harus digenapi apapun resiko serta harganya.

Lifer yang dikasihi Tuhan, untuk siapakah engkau hidup? Untuk apa engkau hidup? Ini dapat kita lihat dari bagaimana kita menjadi kehidupan ini; ini dapat kita ukur dari bagaimana kita menghabiskan waktu kita; bagaimana dan untuk apa kita menghabiskan sumber serta berkat yang kita miliki adalah indicator apakah kita adalah Pembangun Altar atau bukan.

 

POKOK DOA SYAFAAT:

Agar Lifer semakin mengerti panggilan dan tujuan Allah atas hidup mereka, menjalani serta menggenapinya apapun resiko dan harga yang harus mereka bayar.

 

–  Ps. Yoel Sukardi –

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *