“Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.”
Roma 12:1 (TB)
Sebagai seorang pembangun altar, kita bukan hanya sekedar membangun altar tanpa mempersembahkan korban kepada Tuhan. Dalam kehidupan mengiring Tuhan, persembahan berbicara bukan tentang apa yang kita miliki saja namun ini juga berbicara tentang seluruh kehidupan kita yang kita persembahkan untuk Tuhan karena kita sudah tidak lagi mempersembahkan korban binatang untuk dipersembahkan kepada Tuhan, karena itu semua adalah bayangan dari korban yang sejati yaitu pengorbanan Yesus di kayu salib bagi seluruh umat manusia.
Oleh karena itu kita hidup dalam kasih karunia, dan korban yang kita berikan di atas mezbah adalah adalah hidup kita yang kita persembahkan bagi Tuhan. Namun terkadang kita seringkali menghitung untung ruginya dalam memberikan sesuatu bagi Tuhan.
Hidup yang dipersembahkan bagi Allah adalah persembahan yang terbaik dan ini juga yang akan membuat kita untuk hidup di dalam perubahan yang semakin terlihat sesuai dengan firman Tuhan. Di mana kita sedang mempersembahkan hidup kita sebagai persembahan kudus bagi Allah, karena kekudusan mencerminkan Allah kita sendiri, seperti yang tertulis di dalam 1 Petrus 1:16; Imamat 19:2; 20:7,26.
Hidup di dalam kekudusan artinya bahwa kita dipisahkan dari dunia dan tidak menjadi sama seperti dunia. Mematikan kedagingan kita dan berjalan dalam tuntunan Tuhan yaitu hidup sesuai kebenaran firman-Nya dan mengikuti kehendak-Nya. Allah kita adalah Allah yang mempunyai standar sendiri dalam hal persembahan, oleh karena itu kita harus mengikuti standar Tuhan dan bukan standar kita, karena apa yang baik menurut kita belum tentu baik menurut Tuhan.
Dengan demikian, sebagai anak-anak Tuhan, sudah seharusnya kita mempersembahkan hidup kita di atas mezbah doa kita dengan ucapan syukur karena keselamatan yang Allah berikan bagi kita, dan semua yang ada pada kita sudah seharusnya memancarkan hidup yang diterangi oleh firman Tuhan dan sesuai dengan karakter Kristus.
POKOK DOA SYAFAAT:
Berdoa agar hidup kita menjadi persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada Allah, dan agar terang Tuhan terpancar melalui hidup kita.
– Ps. Siti Debora –