“Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku”.
Yohanes 10:27
Setelah saya melakukan perekaman video khotbah, lalu saya mendengarkan ulang dan hasilnya suara tidak terdengar, saat itu timbullah kepanikan, dan mencoba mencari cara agar hasil rekaman itu terselamatkan dan suaranya dapat terdengar jelas.
Yohanes 10 :27 mengatakan, Domba-dombaku mendengarkan suaraKu, dalam terjemahan sederhana Indonesia (TSI) dituliskan “Karena domba-domba-Ku selalu mendengarkan suara-Ku”.
Seharusnya kita mengalami kepanikan dalam hidup kita jika kita tidak dapat mendengar suara Tuhan, Sang Gembala Agung. Karena Tuhan Yesus mengatakan dombaNya ‘selalu mendengarkan’ suaraNya.
Namun kenyataannya, kita merasa biasa-biasa saja atau berfikir bahwa itu hal yang wajar saat tidak mendengar Tuhan. Sebagian orang berfikir hidupnya tidak akan terjadi sesuatu apapun jika tidak mendengar suara Tuhan, toh masih dapat bernafas, masih dapat bekerja, masih dapat melakukan aktivitas lainnya dan masih dapat bahagia.
Sebagai dombanya Tuhan seharusnya kita selalu mendengarkan suaraNya.
Mendengar suara Tuhan dapat terjadi jika kita terus berelasi dengan Dia dan membuka telinga hati terhadap suaraNya.
Ketika kita mendengarkan suara-Nya dan mengikuti Dia kita akan aman. Kita harus mendengarkan Dia karena suara-Nya adalah “cahaya bagi langkah kita dan terang bagi kaki kita” (Mzm 119:105)
Ada tiga pertanyaan yang menjadi perenungan kita bersama:
Sudahkah kita menjaga telinga hati kita agar tetap bersih dari dosa untuk dapat mendengar suaraNya?
Adakah kita mempunyai waktu berkualitas, berelasi dengan Tuhan untuk selalu mendengar suaraNya?
Dan yang terakhir, beranikah kita memberikan seluruh keinginan dan kehendak kita untuk mentaati perkataanNya yang kita dengar ?
POKOK DOA SYAFAAT :
Kiranya setiap kita menjadi kawanan domba Tuhan yang sejati yang selalu mendengar suara Tuhan.
– Ps. Lucky Juventy –